Refleksi Perkuliahan Prof Marsigit: Others and Marsigit's New Articles Scopus Indexed
Others and Marsigit's New Articles Scopus Indexed
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Terimakasih Prof pada semester ini saya diampu oleh Prof dalam mata kuliah Filsafat Pendidikan Sekolah Dasar. Adapun yang saya pahami dari ketiga artikel tersebut yaitu1.Artikel pertama: Meningkatkan kemampuan pedagogik mahasiswa pendidikan matematika/calon guru matematika melalui e-learning.
Kenapa e-learning? Karena perkuliahan konvensional (satu arah) tidak memfasilitasi perkembangan sosial/komunikasi mahasiswa (karena selain kompetensi kognitif dan metakognitif, kompetensi sosial juga penting). Penelitian ini menggunakan asynchronous learning (e-learning mandiri yang tidak terikat waktu, jadi mahasiswa bisa mengakses kapan saja dan menyesuaikan dengan kemampuan mereka masing-masing). Kombinasi direct leraning (perkuliahan kelas langsung/tatap muka) dan e-learning dapat memfasilitasi mahasiswa dalam mendalami materi. Dalam direct learning, mahasiswa mendapat penjelasan, review hasil pembelajaran dan contoh-contoh langsung dari dosen untuk memahami aspek pedagogik. E-learning membantu mahasiswa mencari sumber pembelajaran secara mandiri dan aktif. Dari artikel tersebut saya akan mencontoh untuk melakukan pembelajaran secara e-learning bagi mahasiswa PGSD di Universitas Ahmad Dahlan sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan mampu meningkatkan kemampuan pedagogik mahasiswa.
2.Artikel kedua: Apakah peer tutoring (tutor teman sebaya) dengan pendekatan matematika realistik efektif dalam mengembangkan pemahaman konseptual dari siswa yang lamban belajar (slow learner)?
Pada artikel kedua ini menggunakan subjek anak SMP kelas 7 dari 3 kelas inklusi. Siswa yang lamban memiliki IQ 70-89 dan pencapaian belajar yang rendah. Pemahaman konseptual ditingkatkan dengan memberikan soal yang mengenai masalah dan pengalaman yang realistis dan konkret. Peer tutoring efektif karena teman sebaya memiliki latar belakang dan pengalaman yang sama. Siswa untuk jadi tutor dipilih berdasarkan: pencapaian belajar, kemampuan komunikasi dan jenis kelamin. Satu tutor mengajar 3 siswa. Guru memberikan outline kepada tutor sebelum kelas dimulai. Selain di kelas, tutoring juga dilakukan diluar kelas dalam pengerjaan project dan tugas. Soal-soal yang realistis cocok untuk siswa yang lamban. Pendekatan matematika realistik terbukti efektif untuk mengembangkan pemahaman konseptual dari slow learner. Sehingga ketika kita menghadapi anak yang slow learner dengan pendekatan yang tepat maka pemahaman konseptual anak tersebut menjadi meningkat dan terus berkembang.
3.Artikel ketiga: Pemikiran kreatif dan problem posing (ketika siswa diminta membuat soal sendiri dan mengerjakan sendiri): Analisis problem posing di SMK
Kemampuan berpikir kreatif: prelimary level (aplikasi rumus matematika), algorithmic activity level (aplikasi teknik matematika dasar dan bekerja secara algoritmis), creativity level (membuat keputusan, memecahkan masalah yang bukan lagi tentang algoritma). Indikator dari creativity yaitu sensitivitas, kefasihan, fleksibilitas, originalitas, dan elaborasi. Problem posing penting untuk mengembangkan kemampuan kreatif siswa dalam pembelajaran matematika. Soal yang dibuat siswa berhubungan dengan background dan jurusan siswa masing-masing.
Referensi Prof Marsigit sangat inspiratif
Komentar
Posting Komentar